Pantai Klayar, Taman Bumi nan Eksotik

Selasa, 17 Desember 2013



KABUPATEN Pacitan, Jawa Timur, tak hanya tersohor dengan goanya yang menawan. Daerah di ujung barat provinsi ini juga kaya akan pantai yang cantik dan eksotik seperti Pantai Klayar. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu hanyalah sedikit orang yang pernah berkunjung ke sana.

Jarum jam menunjuk hampir pukul 16.00, tetapi terik matahari masih panas menyengat kulit. Beruntung, langit berwarna biru, berpadu dengan Samudra Indonesia yang membiru di selatan Jawa Timur, sehingga sejauh mata memandang terlihat sejuk.

Hamparan pasir putih bersih seperti karpet yang digelar di tepi pantai tampak menggoda. Sulit rasanya menahan hasrat untuk tidak menjejakkan kaki. Berlari mengejar ombak sejernih kristal putih yang tak lelah menggapai pantai meski kerap terbentur batu karang.

Pantai Klayar terletak 45 kilometer ke arah barat dari Kabupaten Pacitan, tepatnya di Desa Sendang, Kecamatan Donorojo. Pantai ini bisa ditempuh dari Solo dan Yogyakarta. Perjalanan hanya memakan waktu sekitar dua jam.

Tidak ada kendaraan umum. Perjalanan mengandalkan kendaraan pribadi. Jalan beraspal, tapi banyak lubang di sana sini. Pengemudi tak boleh lalai. Jalan menuju Pantai Klayar relatif sempit, berkelok, melewati tanjakan dan turunan tajam. Kerap pandangan mata pengemudi tak bebas karena tanjakan yang dilalui hampir mencapai sudut 90 derajat.

Namun, perjalanan yang menantang itu justru dapat memacu adrenalin dan menjadi sensasi tersendiri bagi mereka yang suka petualangan. Sepanjang jalan tersaji pemandangan alam perbukitan cantik dan hijau. Suasana kehidupan pedesaan yang tradisional bersanding mesra dengan alam yang perawan sehingga bisa menyegarkan mata dan pikiran.

Penjaga Pantai Klayar, Wakimin, mengatakan, pantai ini tak pernah sepi. Selalu ada turis yang datang menikmati pantai yang menawarkan beragam pesona unik dan eksotik ini. ”Memang kalau hari biasa pengunjung tidak seramai akhir pekan atau hari libur. Namun, tidak juga sepi, selalu ada orang datang ke pantai entah berdua atau berombongan,” ujarnya.

Gugusan Batu Karang

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Pacitan Eny Setyowati mengatakan, pengunjung Pantai Klayar sekitar 600.000 orang per tahun. Itu meliputi 100.000 turis asing dan 500.000 wisatawan Nusantara. ”Pantai ini merupakan salah satu obyek wisata andalan di Pacitan bersama dengan Goa Gong. Kedua tempat wisata itu satu paket yang dikunjungi wisatawan,” katanya.

Pantai Klayar juga memiliki gugusan batu karang. Ini seperti taman bumi. Pengunjung yang baru pertama datang ke Klayar silakan naik ke gugusan batu karang. Ibarat gardu pandang, dari tempat itu terlihat pemandangan keseluruhan Pantai Klayar yang menawan.

Di sebelah timur terdapat sebuah laguna yang diapit gugusan batu karang. Salah satu batu karang itu berbentuk seperti patung piramida di Mesir, Sphinx. Lokasi ini kerap menjadi obyek foto pengunjung. Di area itu juga ada lubang-lubang kecil yang kerap dipenuhi air laut yang terbawa gelombang. Lubang itu mirip rumah kepiting atau hewan laut lain.

Sedikit bergeser ke kanan terlihat karang dengan lubang mirip goa atau terowongan. Karang ini terkenal dengan sebutan karang bolong, yang artinya karang berlubang. Tak jauh dari situ ada karang air mancur. Di sana selalu ada suara mirip terompet atau seruling.

Karang air mancur ini kerap disebut dengan seruling laut. Pada saat ombak besar menyapu karang, air laut akan masuk ke sela-sela batu atau celah. Air itu sekejap tampak menyusup ke bawah batu dan tenggelam. Namun, pada saat tak terduga, air akan menyembur keluar dari celah karang.

Semburannya cukup tinggi seperti air mancur. Bahkan, ketinggiannya konon mencapai 10 meter dari permukaan batu. Di saat bersamaan, keluar suara atau bunyi mirip seruling atau terompet yang mengejutkan pengunjung.

Namun, di balik pesona yang menawan, Klayar menyimpan berbagai kekurangan. Selain buruknya jalan, juga minimnya fasilitas umum dan belum ada penginapan. ”Kami akan bangun itu (fasilitas) dengan tetap menjaga lingkungan sebab Klayar adalah taman bumi yang disiapkan jadi warisan dunia,” ujar Mari Elka Pangestu.

SUMBER: KOMPAS
 

© 2014 PERCOBAAN - All Rights Reserved | Supported by : Blogger | Presented by : Info Sriwijaya FC | Desain by : Andrean Wahyu Effendy